PENTINGNYA
ETIKA DALAM
EKONOMI
DAN BISNIS
Ayu Widiastuti - 1114215014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyusunan makalah
ini di latar belakangi oleh keinginan saya untuk mengetahui lebih lanjut
tentang Etika ekonomi dan bisnis. Seperti yang telah kita ketahui bersama,bahwa
etika ekonomi dalama bisnis merupakan prilaku seorang pembisnis,atau
sifat,watak seorang pembisnis dimana dalam menjalankan tugasnya,untuk kemajuan
perekonomian di dunia. Etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang
moralitas dalam ekonomi atau bisnis dan semua pihak yang terkait dengan para
kompetitor untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan
mencapai tujuan atau mendapatkan profit, sehingga kita harus menguasai sudut
pandang ekonomi, hukum, dan etika atau moral agar dapat mencapai target yang
dimaksud.
Moralitas
berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya
diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan
dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang
perilaku yang sangat penting. Tetapi belum pernah etika bisnis mendapat begitu
banyak perhatian seperti sekarang. Etika ekonomi usaha negara hampir sama
dengan etika ekonomi koperasi yaitu melayani tetapi sekaligus melindungi
kepentingan umum. Orientasi pada pelayanan dan perlindungan kepentingan umum
inilah misi utama usaha negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Inilah
yang terkandung dalam pengertian cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, harus dipergunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara maksimal (sebesar-besar kemakmuran rakyat
). Etika ekonomi usaha swasta adalah memproduksi dan menyediakan barang dan
jasa kepada masyarakat, dengan mengambil keuntungan dari kegiatan dan usahanya
itu. Usaha swasta berkembang karena ada keuntungan yang bisa diperoleh .Apabila
wawasan ekonomi Pancasila sudah kita terima sebagai satu-satunya pegangan etik
sistem dan kebijaksanaan pembangunan nasional, maka perekonomian negara akan
berjalan lancar.
Dari
gambaran di atas, saya sabagai mahasiswi yang menyusun pembuatan makalah ini, ingin
menyalurkan pengetahuan beserta opini saya terhadap etika ekonomi dan bisnis Ditinjau
dari segi sosial,dalam masyarakat kurang mengerti tentang etika perkonomian
sehingga banyak terjadi penyimpangan ataupun kesalahfahaman dalam
bisnisnya,dengan adanya makalah ini saya mengharapkan supaya kedepanya para
pembisnis dapat lebih mempelajari tentang ilmu etika. Dari latar belakang
itulah saya membuat ulasan materi dalam makalah ini.Untuk mengetahui tentang
dasar apa saja harus di pelajri tentang etika ekonomi dan bisnis, agar pembisnis
di dunia ini lebih jujur dalam mencari keuntungan.
1.2 Pokok Permasalahan
Dari materi makalah tersebut saya timbulkan beberapa
pokok permasalahan antara lain :
1. Pengertian
etika ekonomi
2. Prinsip-prinsip
etika ekonomi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Etika Ekonomi
Etika
ekonomi adalah prilaku ekonomi yang mempunyai norma-norma dalam ekonomi baik
secara pribadi, insitusi serta dalam mengambil keputusan dibidang ekonomi, supaya
dapat terwujudnya ekonomi yang jujur dan dapat melahirkan persaingan yang sehat
dan dapat mendorong terbentuknya kerja sama untuk membantu perekonomian yang
lebih maju.
Bisnis
sebagai suatu fenomena sosial yang begitu hakiki tidak bisa dilepaskan dari
aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk
juga aturan-aturan moral. Namun demikian, kadang-kadang kehadiran etika dalam
bidang bisnis masih diragukan. Dalam masyarakat sering kali beredar anggapan
bahwa bisnis tidak mempunyai hubungan dengan etika atau moralitas. Pelaku
bisnis hanya menjalankan pekerjaan atau tugasnya sebagaimana matahari yang
hanya berfungsi memancarkan cahaya serta panas saja, namun lupa akan keadaan di
sekitarnya yang akan timbul dari cahaya tersebut.
2.2.
Prinsip-prinsip Etika Ekonomi
Secara umum, prinsip-prinsip yang
dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita.
Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah
implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1) Prinsip
Otonomi
Orang
bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan
tidak begitu saja mengikuti norma
dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik,
karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam
kaitan ini, salah satu
contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
v Memberikan produk dan jasa dengan
kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
v Memperlakukan pelanggan secara
adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi
dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
v Membuat setiap usaha menjamin
mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan
jasa perusahaan;
v Perusahaan harus menghormati
martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk
bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik, karena
kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak
secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak
secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari
prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan
apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan
dan tindakannya. Kesediaan
bertanggungjawab merupakan ciri khas
dari makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya
pada stakeholder.
2) Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan
dari mitra bisnisnya, baik berupa
kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya
keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
v Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini
secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin
lagi pihak yang dicuranginya mau
bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas
berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
v Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan
konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis.
Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan
rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk lain.
v Kejujuran relevan dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu
antara pemberi kerja
dan pekerja, dan berkait dengan
kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3) Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan
oleh Aristoteles adalah:
v Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara
individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum
yang berlaku. Secara khusus dalam
bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan
semua pelaku ekonomi, negara menjamin
kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis
yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
v Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan
yang adil antara orang yang satu dan yang
lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga
negara, dan hubungan horizontal antar warga
negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
v Keadilan
distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4) Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam
dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan
suatu win-win situation.
5) Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama
baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith,
prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini
menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga
tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan
komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip
ini telah mengandung semua prinsip
etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling
menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari pengertian
etika ekonomi kita dapat mengambil kesimpulan bahwasanya etika seorang
pembisnis itu sangat lah penting karena untuk menjalankan perekonomian di dunia
khusunya di negara kita Indonesia yang saat ini perekonomianya sedang terpuruk.
Etika seseorang itu mengambarkan watak,sifat dan tingkah laku seseorang,oleh
karena itu para pemmbisnis harus betul-betul mempelajari tentang etika ekonomi
dan bisnis, karena tanpa etika bisnis maka korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
akan tetap marak dan menghalangi pemulihan ekonomi dan bisnis di berbagai
negara berkembang dan atau negara miskin. Karena itu, makin berkembang kegiatan
bisnis, maka etika bisnis juga makin diperlukan. Keperluan terhadap etika bisnis
saat ini ditandai dengan berkembangnya lembaga-lembaga kajian, penerbitan
jurnal dan buku serta penyelenggaraan pertemuan-pertemuan ilmiah tentang etika
bisnis di berbagai belahan dunia. Akibatnya pemikiran etika bisnis dengan
sendirinya juga berkembang pesat.
3.2.Saran
Etika
ekonomi dan bisnis itu harus di tegakkan karena itu sangat lah penting bagi perekonomian
didunia,khususnya di Indonesia,banyak para pembisnis sekarang belum mengerti
tentang etika dan banyak pelangaran yang di lakukan para pembisnis dalam
melakukan bisnisnya. Dengan hasil pembelajaran ini kita harapkan para peninggi
perusahaan besar tidak memetikan perusahaan yang kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho iswanto , Drs. (2000).
Dasar-Dasar etika ekonomi dan bisnis. Jakarta: Erlangga.
Budi hartono Syafiie, Drs. (1994).
Ilmu bisnis ekonomi . Bandung: Mandar Maju.
Kansil, C.S.T., Drs. S.H. (1993).
Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kansil, C.S.T. Prof. Dr. S.H.
(2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya Paramita.
0 komentar:
Posting Komentar