Fery Pamawisa. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

ETIKA DALAM KEGIATAN EKONOMI (Febriana Indrawati)

ETIKA DALAM KEGIATAN EKONOMI
Febriana Indrawati
1114215041


PENDAHULUAN
ETIKA

Etika  Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan" adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Untuk mendapatkan konsep/gambaran yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua/suatu manusia dalam ruang dan waktu tertentu.Seseorang dapat dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif) dan dapat berguna bagi manusia lain. Sebaliknya Etika buruk itu Segala sesuatu yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Sehingga dapat membawa dampak buruk bagi masyarakat sekitar.

Cara memandang sisi baik dan buruknya berpedoman pada , Ajaran Agama, Adat Kebiasaan, Kebahagiaan, Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham Eudaemonisme, Aliran Pragmatisme, Aliran Positivisme, Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme, Aliran Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunisme. Dari sudat pandang semua sisi dapat sama - sama kita ambil sisi positive dan buang sisi negatifnya. Sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi dari Etika itu sendiri adalah sebagai berikut :
  •          Sebagai .pedoman hidup agar tidak membingungkan dalam menjalani kehidupan
  •          Etika ini membangun seseorang yang berani untuk berargumen dan bersikap
  •          Membangun seseorang untuk berorientasi sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi Etika itu sendiri :
  •          Kebutuhan Individu itu sendiri
  •          Tidak Ada Pedoman hidup
  •          Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
  •          Lingkungan Yang Tidak Etis (Melanggar norma- norma yang ada)
  •          Perilaku Dari Komunitas lingkungan sekitar


ETIKA DALAM KEGIATAN EKONOMI

Dalam menjalani kehidupan ini seseorang akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan tersebut, dan untuk memenuhi kebutuhan mereka harus melakukan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan. Dimana hasil tersebut akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

Namun dalam melakukan kegiatan tersebut seseorang harus mematuhi norma,adat,aturan,dan resiko yang akan mereka terima jika  melanggar hal tersebut. Dimana hal tersebut biasa disebut dengan ETIKA .

Seseorang harus melihat ETIKA yang berlaku jika akan melakukan transaksi / Kegiatan ekonomi.
Dalam kondisi perekonomian dunia yang semakin kompetitif dan liberal seperti sekarang ini, yang tidak jarang menimbulkan iklim persaingan yang tidak sehat, perlu kiranya kita bangsa Indonesia (pemerintah dan masyarakat umum) memiliki landasan etika yang tangguh dan konsisten di dalam menjalankan aktivitas ekonomi.

Karena semakin maraknya kegiatan yang melanggar  aturan dan keluar dari nilai-nilai kemanusiaan yang pada gilirannya, merugikan orang lain. sebagai contoh, praktik monopoli dagang, penipuan, dan praktik-praktik bisnis tidak etis lainnya.

Bila Bangsa Indonesia (Pemerintah dan Masyarakat) tidak memiliki landasan etika yang tangguh/kuat dan konsisten di dalam menjalankannya tentu saja praktik bisnis yang tidak etis akan merambah dan menjadi suatu momok yang dapat menghancurkan jalannya perekonomian Bangsa Indonesia.

Contoh nyata yang dapat kita lihat di lingkungan sekitar :
Tindakan tidak manusiawi (misalnya penerapan upah buruh murah, praktik eksploitasi sumber daya alam, dan seterusnya) di antara individu, masyarakat dan negara, masih menjadi tontonan kita sehari-hari. Akibatnya, kekayaan ekonomi tidak menjadikan kehidupan manusia sejahtera, makmur dan damai. Malah seringkali membawa malapetaka seperti kesenjangan sosial, kemiskinan, ketidakadilan pendapatan, kekerasan sosial, pengangguran, dan malapetaka-malapetaka lainnya.
Beberapa hal tersebut adalah bentuk contoh nyata tidak adanya Etika.

Berkaca dari hal tersebut kita sebagai Generasi Muda Bangsa Indonesia  harus melakukan suatu perubahan untuk mengeluarkan Bangsa ini dari suatu malapetaka yang dapat menghancurkan NKRI. Dengan memulai perubahan dari hal terkecil terlebih dahulu,yaitu Keluarga.Keterlibatan institusi keluarga juga tidak kalah penting, terutama peran orang tua. Pengajaran etika kepada anak-anaknya melalui keteladanan perlu dilakukan orang tua. Orang tua perlu menanamkan kebajikan-kebajikan kepada anak-anaknya agar tumbuh menjadi anak yang mampu berperilaku baik di segala bidang, termasuk aktivitas ekonomi. Ingat, lembaga pendidikan pertama dan utama adalah keluarga.

Akhirnya, dengan revitalisasi etika ke dalam aktivitas ekonomi, kita semua berharap segala bentuk aktivitas ekonomi yang kita lakukan bisa berjalan sesuai dengan rasa keadilan, kemakmuran, dan kedamaian, sehingga dapat membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kita harus menyadari bahwa semangat ketuhanan yang melekat  dalam diri kita akan menimbulkan  etika ekonomi.

Bila warga suatu bangsa mempunyai sebuah etika, tidak menutup kemungkinan bangsa lain akan segan dan hormat . Karena kehormatan suatu Bangsa dan Negara terdapat di tangan warna negaranya. Dengan warga Negara yang mempunyai Etika ,tentu akan menjunjung nilai plus suatu bangsa tersebut dimata dunia.Belajarlah mulai dari hal terkecil untuk memulai hal terbesar dalam hidup.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Pages